Thursday, September 23, 2010

Jangan Jadi Seperti Gelas


Seorang guru sufi mendatangi salah seorang muridnya. “Kenapa kau selalu tampak murung nak?” Bukankah banyak hal indah di dunia ini ?”. “Ke mana perginya wajah bersyukurmu?” sang guru bertanya. “Guru kebelakangan ini hidup saya penuh dengan masalah,” jawab anak muridnya. Sang guru tersenyum. “Nak, ambilkan segalas air dan 2 genggam garam. Bawalah ke mari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu ”. Dengan tidak besemangat, si anak murid melaksanakan jua permintaan gurunya itu.


“Cuba ambil segenggam garam, dan masukkan ke dalam segelas air itu. Setelah itu cuba kau meminumnya sedikit.” Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis kerana meminum air masin. “Masin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajahnya masih mengernyih. Sang guru ketawa kecil melihat wajah anak muridnya yang menyeringai kemasinan. “Sekarang ikut aku.” Sang guru membawa murid nya ke danau berhampiran tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa dan taburkan ke danau. Sekarang, cuba kau minum air danau itu,” kata sang guru.

Si murid mengambil air danau menggunakan tangannya. “Ahh, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan telapak tangan. Tentu sahaja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa masin di mulutmu. “Terasakah masin garam yang kau taburkan tadi ? ” soal guru. “Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang guru hanya membiarkan muridnya meminum air danau tersebut sampai puas.

“Nak, segala masalah dalam hidup itu seperti garam. Banyaknya masalah dalam hidup itu seperti garam. Tidak kurang, tidak lebih. “Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah diqadarkan oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlanya tetap, begitu-begitu sahaja, tidak kurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian.

“Tidak ada satu pun manusia yang bebas daripada penderitaan dan masalah.” Si murid terdiam. Mendengarkannya. “Tapi nak, rasa ‘masin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya hati yang mampu menampungnya, jadi nak, supaya tidak berasa menderita, berhentilah menjadi gelas. Jadikanlah hati dalam dadamu itu sebesar danau.”

No comments:

Post a Comment